Minggu, 30 April 2017

Suaminya Ini Sering Temukan CD Adik Ipar Dan Istrinya Selalu Kelelahan, Yang Terjadi Sungguh Mengejutkan

Di dalam perjalanan berumah tangga, memang tidak selalu mulus dan berakhir bahagia.

Terkadang, muncul berbagai masalah yang menyulut emosi hingga mengakibatkan pecahnya sebuah pertengkaran. Pertengkaran kecil biasanya akan reda dengan sendirinya tanpa melakukan tindakan penyelamatan.



Namun untuk pertengkaran besar, sudah barang wajib permasalahan tersebut harus segera diatasi dan ditemukan solusi serta titik terangnya, karena jika tidak, perpecahan biduk rumah tangga menjadi taruhannya.

Seperti yang dialami pria ini, dimana ia merasa sudah tidak ada kecocokan lagi dengan sang istri, hingga akhirnya memutuskan bercerai.

Namun, saat ia menikahi perempuan lain, justru problem rumah tangganya semakin pelik, karena menduga sang istri telah berlaku durhaka dibelakangnya.

Selengkapnya, simak penutusan sang suami, yang menanyakan solusi terbaik untuk kehidupan rumah tangganya ini, seperti dilansir konsultasisyariah.com, yang dikutip dari Majalah Nikah, Vol. 4, No. 5, 2005/1426.

Saya seorang lelaki berumur 24 tahun, ingin berbagi masalah. Kira-kira 10 tahun yang lalu saya menikahi seorang gadis idaman, kembang di desa saya.

Memasuki tahun kelima pernikahan, gaya hidup saya berubah. Saya mulai mengenal ajaran agama dan giat mempelajarinya.

Semenjak itu, saya pun mulai berupaya memperbaiki keluarga. Saya ajak istri untuk mengaji, ternyata ia menolak.

Awalnya, saya memahami karena sejak awal berumah tangga, kami memang tidak mengenal agama, meski kami lahir sebagai muslim dan muslimah.

Semakin banyak hukum yang saya ketahui, atau mulai saya sadari konsekuensinya, semakin banyak pula persoalan dalam rumah tangga.

Untuk mendidik anak saja, saya kesulitan, karena
sering bertengkar dengan istri.

Puncaknya, istri selalu menghalangi saya mengaji, dan menuduh saya sudah tidak lagi menyayanginya.
Istri menolak mentah-mentah ketika saya memerintahkannya untuk mengenakan jilbab, bahkan melecehkannya.

Akhirnya, rumah tangga kami ambruk. Kami resmi bercerai. Dua anak kami ikut bersama istri saya. Saya pun mulai merantau.

Singkatnya, di perantauan saya berhasil menikahi seorang wanita yang saya anggap shalihah, berdasarkan kondisi lahiriahnya.

Ia berbusana muslimah secara layak. Penampilannya sederhana. Kami pun menikah dengan penuh rasa suka.

Saya merasa impian saya selama ini terwujud. Begitulah yang kami rasakan selama empat tahun pernikahan, hingga kami dianugerahi dua anak.

Tapi, lagi-lagi ujian datang menerpa. Bahkan, kali ini saya rasakan lebih hebat dan mengguncang jiwa.
Istri yang selama ini saya anggap shalihah, ternyata melakukan hal-hal yang tidak layak.
Seringkali saya dapati pakaian dalam adik ipar lelaki saya di dalam kamar istri.
Semula saya anggap kebetulan saja. Tapi itu berlangsung terus menerus.

Saat ditanya, istri saya selalu mengatakan sambil marah, “Waktu saya keluar, dia ganti pakaian di kamar kita!”

Tapi, setiap menemukan pakaian adik ipar, saya juga melihat istri kelelahan, tubuhnya di banyak bagian memperlihatkan tanda-tanda habis dicumbui.

(bukan sendiri, karena bekasnya terlihat membentuk dua bibir, sehingga tak mungkin dilakukan sendiri).

Karena tak ada bukti istri berselingkuh, apalagi dengan adiknya sendiri, saya tidak bisa apa-apa.

Karena sempitnya rumah, memang seringkali adik ipar saya tidur di tempat yang bersebelahan dengan tempat istri saya.

Itu berlangsung kerap sekali. Tapi yang membuat saya semakin tersiksa, meski istri saya berpakaian muslimah secara baik, ia sering (bahkan terus-menerus) kedapatan tidak shalat!

Saya pernah pergi ke mesjid, dan menyembunyikan perlengkapan shalatnya. Pulang dari mesjid, saya tanya,

“Kamu sudah shalat?” “Sudah!,” jawabnya. “Mana mukenanya?,” tanyaku. “Di lemari!,” jawabnya. Setelah dicari, tidak diketemukan.

Bahkan, sering juga saya sengaja shalat di rumah, untuk menyelidiki dugaan saya. Ternyata, dia memang tidak shalat lagi.

Bahkan saat dinasihati, ia tidak membantah. Hancurlah segala harapan saya.

Apa yang harus saya lakukan? Kalau harus bercerai lagi, bagaimana tanggapan orangtua dan istri pertama saya nanti?

Saya pun benci perceraian. Tapi, untuk bertahan dengan istri saya ini, rasanya sulit.
Oh ya, setiap kali saya mengajak teman laki-laki, istri saya selalu memandanginya dengan penuh nafsu, sehingga banyak teman saya yang takut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar